Sabtu, 03 Januari 2009

Lima Aturan Utama Untuk Dapat Bersikap Positif

Ada lima aturan utama yang menjadi pilar bersikap positif dalam bermanajemen. Lima aturan tersebut adalah:

--Bersikap Profesional
--Memiliki Visi
--Berorientasi pada Tim
--Sehat
--Adil

1--Bersikap Profesional

Kata "profesional" telah mempunyai pengertian yang jauh lebih luas dalam bahasa kita dibandingkan dengan pengertian semula yang hanya mengacu pada pekerjaan-pekerjaan profesi tradisional, seperti misal, pengacara, dokter, dan lain-lain. Kini kata profesional dimaksudkan untuk menggambarkan bagaimana seseorang melaksanakan pekerjaannya.

Apakah profesional itu? Profesional adalah kata yang menunjukkan kualitas. Banyak pakar merumuskan kualitas-kualitas apa saja yang terrangkum dalam kata profesional. Sebagian besar mereka merujuk pada hal-hal yang serupa namun dengan susunan prioritas yang berbeda-beda. Biasanya mereka mendaftar hal-hal berikut sebagai indikasi kualitas profesional: integritas, kualitas, skill, jujur, disiplin, visioner, realistis, dan sebagainya. Sesungguhnya akan jauh lebih mantap bila kita menyusun sendiri daftar tersebut sesuai dengan pemahaman kita mengenai profesional.

Lebih penting lagi bila kita mau secara jujur menilai bagaimana kualitas profesional kita sekarang. Apa saja yang menjadi kekuatan kita? Kelemahan apa saja yang perlu diperbaiki? Tampak jelas hubungan antara profesional dan bersikap positif. Semakin baik profesionalitas maka akan semakin positif sikap anda. Sebaliknya, semakin positif sikap anda, maka semakin baik kualitas profesionalisme anda.

2--Memiliki Visi

Sikap positif dalam manajemen akan sering, bahkan dapat dikatakan selalu, diikuti dengan apa yang kita sebut visi. Yang dimaksud di sini adalah memiliki pandangan yang jelas tentang ke mana anda sedang menuju. Jika anda mempunyai sikap positif tentang diri anda sendiri, anda sangat mungkin mengetahui ke mana anda sedang menuju. Bila anda seorang manajer, anda akan mengetahui ke mana tim anda sedang manuju dan mengarah ke mana organisasi anda. Jika anda tahu ke mana tujuan anda, maka mereka yang berada dalam tim anda pun memiliki kesempatan yang jauh lebih besar untuk mengetahui ke mana mereka sedang menuju. Jika anda tidak tahu ke mana arah yang anda tuju, bagaimana anggota tim anda dapat diharapkan tahu?

Untuk dapat bersikap positif kita harus memiliki visi. Beberapa tips berikut mungkin dapat membantu anda menjadi orang yang punya visi.

--Luangkan waktu anda untuk memikirkan ke mana anda sedang menuju. Kita akan menemui bahwa ternyata betapa sedikit di antara kita yang mau berhenti sebentar dan berpikir.

--Pikirkan bahwa tanggung jawab manajemen anda bukanlah hanya untuk mengetahui ke mana anda sedang menuju, melainkan juga mengetahui cara-cara bagaimana anda dapat mengkomunikasikannya dengan baik. Ke mana anda dan tim anda sedang menuju tidak akan jelas terlihat bila anda enggan atau tidak mau mengkomunikasikannya.

--Berilah inspirasi yang dibutuhkan oleh anggota tim anda agar mereka mau berjalan menuju ke arah yang sama. Kita akan melihat begitu mengetahui dan memiliki tujuan, mereka akan bersikap positif. Tim yang positif akan bekerja sama dengan baik.


--Pastikan anda dapat menunjukkan kepada anggota tim anda bahwa anda mengetahui tujuan-tujuan, misi-misi atau sasaran-sasaran dari organisasi dan mengambil langkah-langkah aktif untuk mencapai semua itu.



3--Berorientasi pada Tim

Baru saja kita membahas bahwa suatu tim akan bersikap positif bila anggota-anggotanya mengetahui visi yang menjadi tujuan tim. Ini berarti pula bahwa bersikap positif dalam manajemen dapat terwujud bila kita berorientasi pada tim. Berorientasi pada tim adalah berorientasi pada tujuan bersama yang dikerjakan bersama-sama. Bila semua anggota tim menunjukkan sikap positifnya dengan berorientasi pada tim maka kita akan mendapatkan tim positif yang bekerja dengan efektif. Dengan demikian bersikap positif merupakan benang emas yang menjalin masing-masing anggota tim. Ingat, bahwa sikap positif anda tidak hanya mempengaruhi diri anda sendiri, tetapi juga mempengaruhi tim, dan para anggota tim pun akan saling mempengaruhi.

Berikut adalah beberapa ciri-ciri tim efektif:

--Para anggota tim terlibat secara aktif dan tertarik pada sasaran-sasaran dan tujuan-tujuan yang sedang dituju oleh tim.

--Pemikiran kreatif diharapkan muncul.

--Para anggota tim saling mendengarkan.

--Ketidaksepakatan dicoba diselesaikan langsung dengan orang yang bersangkutan bukannya dimasukkan dalam agenda tersembunyi. Ketidaksepakatan itu diselesaikan atau diterima dengan senang hati.

--Sebagian besar keputusan strategis atau taktis ditetapkan melalui konsensus dan tidak dipaksakan oleh "sosok" yang berkuasa dalam tim.

--Kritikan diharapkan selalu konstruktif dan terfokus pada isu-isu bukan pada individu-individu.

--Para anggota tim mengerti dengan jelas tentang peranan dan tanggungjawab mereka dalam tim.

--Kepemimpinan tim bisa berpindah sesuai dengan keahlian dan pengetahuan, bukan senantiasa diemban oleh orang yang secara resmi ditunjuk.

--Evaluasi terhadap apa yang sedang terjadi merupakan bagian dari proses yang diharapkan dan diterima dalam kinerja tim untuk mencapai sasaran.

4--Sehat

Aturan utama ketiga untuk bersikap positif adalah dengan memastikan bahwa diri anda sehat. Atau dengan kata lain menjaga vitalitas diri anda. Ini berarti memberikan peluang terbaik kepada diri anda sendiri untuk dapat menggunakan sikap positif dalam keadaan sehat baik secara mental maupun fisik.

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan "Ya" atau "Tidak":

--Apakah anda sering merasa lelah seperti tidak biasanya?
--Apakah anda merasa tidak cukup tidur?
--Apakah anda kadang-kadang lekas marah kepada rekan sekerja?
--Apakah anda kelebihan atau kekurangan berat badan?
--Apakah anda biasa berolahraga secara teratur?
--Apakah anda sering terlambat makan?

Anda bisa tambahkan daftar pertanyaan tersebut. Bila ada jawaban "Ya" untuk pertanyaan manapun maka mungkin ada sesuatu yang dapat lakukan untuk membuang rintangan yang bisa menghalangi sikap positif anda.

Ada beberapa hal yang perlu anda perhatikan. Pertama adalah kelelahan. Perhatikan, anak-anak kecil pun akan lekas marah bila merasa kelelahan. Mereka akan enggan membantu, tak mau mengatakan bahwa sebenarnya ada masalah; dalam kenyataannya mereka memperlihatkan segala macam sifat negatif. Ini tidak hanya berlaku bagi anak-anak, namun orang dewasa juga dapat menderita karena kelelahan. Hal ini tidak hanya dapat diselesaikan dengan tidur sejenak. Sadarilah, tubuh kita ini memiliki keterbatasan. Anda akan berhenti sampai batas itu. Oleh karena itu berhati-hatilah. Sikap positif anda akan rusak atau hilang sama sekali bila anda kelelahan.

Kedua, kebiasaan makan buruk. Hampir setiap advis medis mengenai kesehatan dan keselamatan selalu mencakup advis mengenai makanan. Makanlah dengan kadar gizi yang seimbang dan jangan terlalu sering terlambat makan. Kebanyakan orang sepakat ada kecenderungan besar bahwa kinerja anda akan terganggu bila anda tidak sarapan. Itu berarti bahwa makanan tidak hanya berfungsi sebagai pasokan energi bagi tubuh, namun juga bagi jiwa yang akan menuntun anda bersikap positif. Oleh karena itu, akan menjadi sukar bila jika anda sendiri tidak memiliki sikap positif terhadap pola makanan yang sehat.

Ketiga, kebugaran yang tak terjaga. Anda melihat banyak orang melakukan aktivitas fisik, seperti jogging, fitness, senam, berenang, dan lain sebagainya. Mengapa mereka melakukan itu? Ya, jawabannya adalah bahwa orang-orang itu mulai lebih menghargai kebugaran tubuh sendiri. Banyak orang melakukan olahraga bukan demi kesehatan, kebugaran atau menurunkan berat badan, namun karena olahraga dan aktivitas fisik itu membuat mereka merasa nyaman. Perasaan nyaman akan memudahkan anda bersikap positif.

5--Adil

Secara sempit kita mengartikan adil sebagai persamaan kesempatan. Perhatikan hal-hal berikut: pemilihan yang tak jujur, diskriminasi, gangguan, prasangka. Sikap-sikap tersebut diakibatkan oleh sikap negatif terhadap keadilan. Bila anda seorang manajer, maka anda punya kewajiban hukum dan moral untuk bersikap adil kepada mereka yang bekerja untuk anda. Tugas anda adalah mengetahui adanya persamaan kesempatan, melaksanakannya dan memeragakannya melalui peranan anda sebagai manajer.

Sebagaimana sikap jujur, sikap adil adalah sesuatu yang selalu sesuai pada hampir setiap situasi. Ketidakadilan merupakan penghalang bagi anda untuk bersikap positif dalam manajemen. Orang-orang barangkali akan memaafkan kesalahan anda atas penundaan, kualitas yang buruk, ketidakcakapan anda, namun jarang sekali anda dimaafkan bila anda bersikap tidak adil. Orang berharap dan mempunyai hak untuk diperlakukan secara adil.

Ada enam saran untuk memeriksa bagaimana sikap kita terhadap keadilan sehingga kita dapat melanjutkannya apakah sikap anda positif atau negatif.

a--Empati: Empati berbeda dari simpati. Empati adalah usaha untuk mencapai suatu pemahaman tentang bagaimana perasaan orang lain, tanpa perlu merasa apa yang orang lain rasakan. Dengan demikian anda terbebas dari sikap-sikap emosinal yang tidak perlu. Luangkan waktu untuk memikirkan bagaimana seandainya bila anda adalah kelompok minoritas yang mendapat perlakuan tidak adil. Atau sebaliknya bagaimana bila anda termasuk dalam kelompok mayoritas. Bandingkan sikap yang mungkin ditunjukkan.

b--Pemahaman: Sebagian besar ketidakadilan bukan disebabkan oleh maksud jahat, melainkan banyak disebabkan oleh kurangnya pemahaman mengenai mekanisme yang ada. Pikirkan tentang apakah suatu sikap anda merupakan prasangka atau bukan; macam-macam perilaku yang mengarah pada ketidak adilan; kosekuensi-konsekuensi yang muncul dari sikap tersebut.

c--Kesadaran: tema implisit dari keseluruhan pembahasan mengenai sikap positif adalah perlunya memiliki kendali terhadap diri sendiri serta perubahan dan pengembangan diri anda. Lanjutkan pemikiran anda pada point b. di atas dengan pertanyaan, darimanakah munculnya prasangka anda; apakah bahasa yang anda gunakan sesuai; apa yang anda ketahui tentang orang lain, harapan dan kebutuhan mereka; apa yang anda ketahui tentang perbedaan budaya-budaya orang-orang disekitar anda; lalu bagaimana sikap anda dalam menerima perbedaan tersebut, apakah sebagai ancaman atau rahmat?

d--Kepekaan: bila anda berusaha meningkatkan empati, pemahaman dan kesadaran, maka akan menjadi peka. Kepekaan tidak harus berarti kelemahan, namun anda tidak akan bertindak tidak bijaksanan terlampau sering. Karena itu bersikaplah peka terhadap perhatian, kebutuhan, perasaan dan pendapat orang lain khususnya yang berhubungan dengan anda. Hal ini akan membentuk tenunan sikap positif.

e--Konsekuensi: hampir setiap keputusan yang kita ambil memiliki satu atau beberapa konsekuensi. Komponen penting dari bersikap positif dalam hubungannya dengan bersikap adil adalah membuat usaha sadar untuk mengetahui konsekuensi-konsekuensi dari suatu tindakan apakah akan menimbulkan efek ketidakadilan. Perhatikan, bila anda membuat lelucon, apakah lelucon itu dapat melukai perasaan orang lain? Apakah suatu keputusan akan menimbulkan efek yang sama pada setiap orang? Apakah suatu tindakan ini adil atau hanya sekedar terlihat adil? Perhatian yang besar terhadap konsekuensi-konsekuensi dari apa yang anda lakukan dan katakan seperti di atas akan memberi manfaat yang snagat besar bagi sikap positif anda.

f--Keinginan untuk adil: point terakhir pada benteng kita untuk melawan ketidakadilan adalah keinginan untuk bersikap adil. Bila anda menginginkan keadilan, maka akan jauh lebih memudahkan anda bersikap adil.

Tidak ada komentar: